A Thousand Splendid Suns, Khaled Hosseini, p.[]

Lalu, dia mencerca Mariam.
"Betapa bodohnya kau ini! Kau pikir kau berarti baginya, bahwa kau diharapkan di rumahnya? Kau pikir dia menganggapmu anaknya? Bahwa dia akan menerimamu di rumahnya? Aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Hati pria sangatlah terkutuk, Mariam. Berbeda dengan rahim ibu. Rahim tak akan berdarah ataupun melar karena harus menampungmu. Akulah satu-satunya orang yang mencintaimu. Hanya akulah yang kau miliki di dunia ini, Mariam, dan kalau aku mati, kau tak akan punya siapa-siapa lagi. Tak akan ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kau tak berarti!"

--- A Thousand Splendid Suns, Khaled Hosseini, p.[] ---

Edensor, Andrea Hirata, p.12

Pesan terakhir Weh, zenit dan nadir, seperti akar ilalang yang menusuk-nusuk kakiku, menikam hatiku. Nanti, harus kujelajah separuh dunia, berkelana di atas tanah-tanah yang dijanjikan mimpi-mimpi, akan kutemui perempuan yang membuat hatiku kelu karena cinta, karena rindu yang menyiksa, untuk memahami kalimat misterius itu. Di kukburan usang, di antara nisan para pendusta agama itu, aku sadar aku telah belajar mencintai hidupku dari orang yang membenci hidupnya, dan Weh adalah orang pertama yang mengajariku mengenali diriku sendiri.

--- Edensor, Andrea Hirata, p.12 ---

LuvdoNTwaiT

Satu peti penuh cinta Aku bawakan ke hadapan hatimu. Kunci yang dapat membukanya hanyalah kerinduan hatimu atas hatiku.

Satu keranjang penuh cinta Aku letakkan di hadapan hatimu. Lengan yang dapat membawanya pulang hanyalah kerinduan hatimu atas hatiku.


Satu piring penuh cinta Aku hidangkan di hadapan hatimu. Menikmatinya hanya bisa jika ada kerinduan hatimu atas hatiku.


-LuvdoNTwaiT-

Malam Membisikiku Senandung Rindu

malam membisikiku senandung rindu
dinginnya menyergapku
gelapnya tak kunjung menggeletakkanku tertidur

malam membisikiku senandung rindu
seiring pagi mendewasa
akan ada fajar baru yang menyinari
akan ada hari baru yang kuhirupi
akan ada malam baru yang menua menyiksaku

malam yang sudah terlalu tua ini merepotkanku
menjejali pikiranku untuk menjelajahi sisi batinku sendiri
sedang ada cinta di sana
kerinduan yang tak terlisankan
kangen yang tak terbagikan

malam yang sudah terlalu tua ini merepotkanku
mengajakku mengosongkan sulbiku dari apapun
kecuali cinta satu-satunya yang paling Aku ingini
dan jadilah cinta itu
menyumpali semua lubang dan pori-pori pikiran-hatiku
mendiamkanku dari apapun
bahkan mendiamkanku dari terdiam berpikir

Tak ada takdir lain tertoreh untukku

Aku meresah lagi

Pada akhirnya, cintalah yang membawaku pulang

Cintalah yang menahanku untuk selalu ada di sini

Cintalah yang memberatkan langkah-langkah kepulanganku


Dengan kerasnya, dengan kencangnya

Waktu berputar-putar tanpa mau berhenti dan kembali

Waktu terus saja berlari dengan langkah yang terasa semakin cepat

Memaksaku mengejarnya setengah mati

Memaksaku tak menikmati hal-hal yang kulewati


Pada akhirnya, waktu menghakimiku

Membuatku menyerah; luluh lantak

Waktu bicara padaku, dan semua berubah

Semua harus berubah; semua memang berubah


Pada akhirnya cinta harus menyakiti

cinta harus menyiksa diri

Pada akhirnya benci harus menyayangi

benci harus terpendam indahnya mimpi

Pada akhirnya,...

Aku (harus) menyerah untuk mencintainya saja

Karena tak ada jalan lain untukku

Tak ada takdir lain tertoreh untukku

Pada akhirnya harus,...

Aku mencintainya!

"Aku mencintaimu, manisku!!!"


-LuvdoNTwaiT-

With You by My Side

Kehidupan belum berjalan normal di sini. Masih terpecah-pecah. Kenyataan belum juga mengumpulkan serpih-serpih kejadian dalam satu bingkainya lagi. Kehidupan masih terlalu mencengangkan setelah kembaliku ini. Ada yang hlang, ada yang datang. Berputar-putar. Bergulir tapi tak tentu arah; ke mana atau di mana akan berhenti. Bergulir begitu saja, belum juga pasti.


Maka Kucoba jalani setiap rangkaian kenyataan yang masih tersekat-sekat. Kumasuki setiap biliknya dan Kucari setiap kuncinya. Kenyataan tidak bertambah baik setiap kali satu kunci lagi Kutemukan. Rumit memang. Bahkan Aku sadari kenyataan yang terpecah masih belum dapat Kucerna. Semua karena akalku sendiripun masih belum kembali ke tempatnya masing-masing. Ada rongga yang masih kosong, penghuninya tak tahu rimbanya. Ada celah yang isinya tertinggal di rumahku; di kampungku. Bagian yang terbelah pun tak hendak lagi 'tuk menyatu. Seperti ini, mana Kuberpikir dan hadapi hari dengan baik. Satu-satunya yang dapat Kukendalikan dan Kurasakan hanya hatiku. Hati belaka, meski tak Kutahu pasti letaknya di tubuhku ini.


.... so far away\\ i wish you were here\\ before it's too late\\ this could all disappear\\

before the door's closed\\ and it comes to and end\\ with you by my side\\ i will fight and defend\\ i will fight and defend ....


With you by my side. You. By my side. You. My side. Wth you. My side. With you by my side. my side.


-LuvdoNTwaiT-

Kupaksa jalani kehidupanku

Kupaksa jalani kehidupanku tanpa orang-orang tercintaku di sekelilingku. Tak dapat lagi kulihat dan kusapa mereka dan menyenyumi mereka di hari-hariku. Semua kini kujalani hampir sendiri, lagi. Kubayangkan Aku harus terbangun di pagiku; di hari baruku 'tuk menyadari sedang tak ada lagi mereka di sisi-sisi perantauanku. Mereka 'kan hanya ada di sisi-sisi lain kehidupanku. Melihatku dari titik terang jauh di sana. Mama, Papa, Adik, sahabat, kekasih, RuMaHunGu, kenangan, harapan, impian! Semua!!


Dan keterpaksaanku menuntun dan mencambukku jalani semua celah kehidupan rantau yang bisa kujalani. Sendiri bukan berarti benar-benar tak ada harapan. Sendiri bukan berarti tanpa teman. Kadangkala, kesendirian membentuk tulang-tulang kehidupan dan otot-otot kenyataan menjadi sinergi yang tak kunjung henti menyemangati. Menjadikan garis-garis kehidupan dan nada-nada kenyataan menjadi simfoni yang selalu 'kan bernyanyi mengisi hati dan menggema di selasar sulbi. Seringkali pula menjadikan sinar-sinar kehidupan dan bias-bias kenyataan sebagai paduan warna yang mencerahkan jalan-jalan perantauan yang sedang kita jalani. Fajar kehidupan dan juga langit kenyataan seringkali berpadu menyambut hariku yang baru.


Sendiri tak berarti menyerah dikangkangi kehidupan dan kenyataan. Sendiri bagiku,... menempa batinku tuk selalu pancarkan sisi cahanya yang paling mencerahkan dunia.


-LuvdoNTwaiT-

(bukan) hanya (sekedar) imaji

Waiting for you,... Waiting for you,... Waiting for you,... Just you,... You,... You,... Only you,... You,... You,...


Aku tak punya kata-kata lebih banyak lagi dalam penantianku kali ini. Tapi lucu, Kukatakan dan Kuyakinkan dunia : ciNTa tak MenuNGGu, sedangkan Aku sendiri masih terpaku dan menunggu. Pastilah Aku bukan cinta. Aku adalah satu bentuk yang lain. Tentu saja bukan cinta. Aku adalah sebuah rasa yang berbeda. Bukan cinta, sudah Kubilang. Hanya gejolak hati yang membahana. Iya, iya, bukan cinta. Aku hanya dentuman yang terus menerus mengirama di nadi-nadi kehidupanku. Yang jelas bukan cinta. Bisa saja lebih sakral dari sekedar cinta. Yah, sakralisme. Hal yang tak tersentuh, tak terjamah, tak berbentuk nyata, tak ..., bahkan mungkin tak ada. Tak ada cinta, yang jelas. Aku hanya not-not balok kehidupan yang berwarna-warni. Benar kan, bukan cinta. Aku hanya kenyataan yang menyelubungi hati dengan kabut-kabut imaji. Imajinasi. Imanjinasi bukan cinta. Cinta tidak imajinasi. Kan Aku bukan cinta. Aku hanya derasnya aliran kenyataan yang mengikis pertahananku akan seseorang. Yah,... mau diapa lagi? Ini bukan cinta kok. Ini hanya bidak-bidak hitam-putih yang sedang berlaga di kenyataan hitam-putih pula. Bukan lah, bukan cinta lah. Mana bisa cinta? Masa cinta? Bukan cinta lho!! BUKAN!!


Lantas,... Ini hanya imaji yang mengantarkan mimpiku dekat ke mimpimu. Menuntun hidupku dekat ke hidupmu. Mengajak mataku dekat menatap dekat matamu. Ada kehidupan di sana; kenyataan dan memori. Ini hanya khayalku yangterus menerus memutar waktu berjalan lebih cepat, sehingga hidupku semakin dekat pula ke hidupmu. Ya kan?


-LuvdoNTwaiT-


Ini (bukan) hanya (sekedar) imaji yang mengantarkan mimpiku dekat ke mimipimu.

You'll be Gifted

Merongrong selasar-selasar sulbiku.

Mengabuti rongga-rongga pikirku.

Menyelimuti sisi-sisi akal sehatku

Menusuk-nusuk iga hatiku.

Menyesakkan ruang-ruang kosong dadaku.

Memenuhi artri-vena di kepalaku.

Menghiasi mataku dengan bayang-bayang samar.

Menyenandungi telingaku dengan irama-irama....

Mendatangi mimpi-mimpi di lelapku.

Tersenyum padaku di ujung tidurku.

Mendegupkan belahan nyawaku lebih kencang.

Memisahkanku dari yang nyata dan yang semu.

Mengabu-abukan cintaku.

Menghitam-putihkan perasaanku.


Mengapa tidak pergi saja dari setengah bagian hati dan nyawaku!!!

Aku menunggu,....


Menunggu selasar-selasar sulbiku tak diinjak lagi.

Menunggu rongga-rongga pikirku tak dijamah lagi.

Menunggu sisi-sisi akal sehatku tak memikirkan lagi.

Menunggu iga hatiku tersembuhkan.

Menunggu dadaku terluangkan.

Menunggu arteri-vena di kepalaku berdebyut tenang.

Menunggu mataku tak lagi melihat bayang-bayang samar.

enunggu telingaku tak lagi mendengar irama-irama....

Menunggu pergi dari mimpi-mimpi tidurku.

Menunggu hilang dari uung tidurku.

Menunggu belahan jiwaku hanya berdegup mengikuti notasi kehidupan.

Menunggu kenyataan yang tak lagi semu.

Menunggu kesemuan yang tak lagi nyata.

Menunggu cintaku berwarna semerah darah.

Menunggu cintaku sebening air.

Menunggu cintaku sejernih langit.

Menunggu cintaku seputih awan.

Menunggu perasaanku berwarna-warni kehidupan dunia.


Semua ingin tanpamu!!

Pergi saja sana!!

Karena Aku tak menunggu sampai cinta berkarat.

Cinta tak menunggu, sayang.

Cinta lari atau cinta mengejar.

Larilah!!

Maka Aku tahu kau tak pernah cinta.

Atau kejarlah!!

Maka Aku tahu kau akan selalu bersama.

Just struggle one of those!!

You'll be gifted.


-LuvdoNTwaiT-

Berharap bisa ledakkan “Aku Cinta” tanpa harus membuat setiap katanya mengaliri mulutku yang tergetar kaku. Aku cinta! Bahkan, jika hanya butuh cinta ‘tuk memiliki, Aku dapat saja memiliki dirimu dan menyayangimu sampai dua kehidupan selanjutnya. Begitu semangatnya Aku pendam-pendam rasa ini, namun juga rasa khawatir menjadi selimut yang menutupinya rapat-rapat. Keraguan kalau saja ini akan hilang setelah Aku memilikinya. Keraguan kalau saja semua berganti tangis saat hatiku lebih lama mengingininya. Keraguan akan kenyataan kalau saja masih banyak yang lebih baik untukku. Keraguan akan kenyataan kalau saja ternyata Aku melewatkan satu kesempatan mencintai cinta; kesempatan yang datang sekali dalam seribu kehidupanku. Keraguan kalau saja ini bukan cinta, melainkan hanya adrenalinang mengaliri vena-arteriku. Ragu. Takut. Cemas. Frustated. Tertekan. Semua rasa. Semua sakit. Semua cinta. Semua.

Jika kukakhiri ini sampai di sini, maka nuraniQ seketika menjejalkan penyesalan dan makian yang bertubi. ATSL!!* jika ada yang bisa menyelamatkanku, mungkin hanya satu dari dua hal: Membiarkan cinta terungkap atas dirimu ATAU belah sisi batinku kemudian hisap habis semua cinta atas dirimu. Maka Aku akan tenang dengan satu dari dua itu.

*Aku Tak Sanggup Lagi!