Surrender later!!

Ke mana harus kutenggelamkan semua masalah?

Ke laut!!, katanya

Tapi tak kutemukan laut di sini

Ke sungai atau bak sekalian!!, tambahnya

Tapi rasanya masalahku terlalu besar untuk bisa kutenggelamkan ke sungai apatah lagi bak

Apatah harus kuterbangkan ke langit luas?

Tapi rasanya akan jatuh lagi sebagai hujan

Membasahi lagi bumiku dengan masalah yang sama

 
 

Have nowhere to run

Have no place to go

I will surrender later on!!

Not now

At least not today

Bukan yang Kumau

Dengarkan aku, bulan

Lihat ke aku, bintang

Rasakan resahku, langit

 
 

Kenapa kekasihku hendak lepas dariku?

Tak hendak lebih lama denganku

 
 

Kudengar dia berkata semua ini terlalu cepat

Kutahu dalam hatinya ada ketakutan yang tak terungkapkan

Baginya aku masih akan terus disayang olehnya

Tapi bukan itu yang kumau, sayang

Langit Maret

Yang paling kusukai dari bulan Maret adalah langit cerahnya di malam hari. Bintang bersinar tanpa terhalang selaput awan. Rembulan bahkan lebih terang dari lampu-lampu jalan. Kebahagiaan mengumpul. Kerinduan memuncak. Emosi menggelegak. Aku bisa lukiskan apa saja hanya dengan memandangi bintang-bintang. Aku bisa tersenyum hanya karena menengadah ke langit malam nan cerah. Seolah angin membawa ceritaku sehingga bntang-bintang di atas sana mendengar yang kuceritakan dan merasa yang menggejolak di hatiku. Kemudian harapku, setiap orang yang melihat bintang yang sama denganku akan tahu semua ceritaku. Karena aku sedang butuh kekasih terindah di sampingku, tapi kekasih itu sedang tak hendak terikat padaku.

Kamu Bilang Ingin Lepas

Aku gak menyangka kamu seserius itu. Kamu begitu ingin lepas dari aku. Kamu bilang terlalu cepat memutuskan saat dulu memilihku. Kamu bilang kamu benci situasi seperti ini.

 
 

Tapi sayangnya kamu inginkan ini di saat yang buatku benar-benar tidak tepat. Di saat kelelahan tubuhku mengumpul dan memuncak, kamu malah minta lepas dariku; kamu nyatakan langsung kamu melepas diri dariku. Di saat aku butuh kamu untuk lepaskan lelahku, kamu malah berlari kencang dariku. Aku gak sanggup, sayang. Aku sedang butuh kau banget sekarang, di saat-saat melelahkan ini.

 
 

Aku cuma bisa diam kalau begini. Mengabaikanmu, memendam kecemasan, kelelahan, dan amarahku sendiri. Mungkin aku juga gak akan menghiraukan setiap pesan atau teleponmu. Kubiarkan saja, 'kan kudiamkan saja kamu.

Enggak, sayang

Aku gak sedih kok, sayang. Aku bahagia punya kamu di kehidupanku.

 
 

Aku gak mau menyerah mempertahankanmu, sayang. Karena sangat indah saat aku memperjuangkanmu.

 
 

Aku gak kecewa sama kamu, sayang. Kekuranganmu membuatku hidup, kelebihanmu membuatku sempurna.

 
 

Aku gak mau melepasmu, sayang. Karena aku tahu kamu yang terbaik yang pernah terjadi di kehidupanku.