Berharap bisa ledakkan “Aku Cinta” tanpa harus membuat setiap katanya mengaliri mulutku yang tergetar kaku. Aku cinta! Bahkan, jika hanya butuh cinta ‘tuk memiliki, Aku dapat saja memiliki dirimu dan menyayangimu sampai dua kehidupan selanjutnya. Begitu semangatnya Aku pendam-pendam rasa ini, namun juga rasa khawatir menjadi selimut yang menutupinya rapat-rapat. Keraguan kalau saja ini akan hilang setelah Aku memilikinya. Keraguan kalau saja semua berganti tangis saat hatiku lebih lama mengingininya. Keraguan akan kenyataan kalau saja masih banyak yang lebih baik untukku. Keraguan akan kenyataan kalau saja ternyata Aku melewatkan satu kesempatan mencintai cinta; kesempatan yang datang sekali dalam seribu kehidupanku. Keraguan kalau saja ini bukan cinta, melainkan hanya adrenalinang mengaliri vena-arteriku. Ragu. Takut. Cemas. Frustated. Tertekan. Semua rasa. Semua sakit. Semua cinta. Semua.

Jika kukakhiri ini sampai di sini, maka nuraniQ seketika menjejalkan penyesalan dan makian yang bertubi. ATSL!!* jika ada yang bisa menyelamatkanku, mungkin hanya satu dari dua hal: Membiarkan cinta terungkap atas dirimu ATAU belah sisi batinku kemudian hisap habis semua cinta atas dirimu. Maka Aku akan tenang dengan satu dari dua itu.

*Aku Tak Sanggup Lagi!