Bukan, yang Menyiksaku, Ini Semua

Bukan, yang menyiksaku, adalah dingin malam yang menyergap. Atau sepi sendiri yang dibawa oleh gelap. Pun pekat mendung tak merundungku oleh duka. Apatah lagi sekedar air yang terus menghujani bumi.

Bukan, yang menyiksaku, adalah terik panas matahari. Atau bayang-bayang pekat yang menghantu. Pun matahari tepat di atas kepalaku, Aku masih terus tegak berdiri. Apatah lagi sekedar angin gurun yang menerpaku.

Yang menyiksaku adalah cinta. Aku pun masih terus merenung, apa benar cinta seperti ini; apa benar ini cinta. Jangan-jangan Aku dikhianati pikiran dan hatiku sendiri. Menyangka ini cinta, ternyata sekedar kesendirian yang terabaikan; kejumudan yang tak terjamah. Jika benar, ini cinta, maka aku bodoh karena membiarkan cinta menyiksa-nyiksaku. Jika salah, ini bukan cinta, maka lebih bodoh lagi Aku karena telah dibohongi hati dan pikiranku sendiri; tenggelam di dan meminum samudera imajiku sendiri.