Dikhianati Batinku Sendiri

Aku mendendam pada batinku sendiri yang mengkhianatiku. Batinku bilang Aku cinta. Batinku bilang Aku akan masih bisa mencintainya seribu kehidupan lagi. Batinku bilang dia yang terbingkai dalam frame hatiku saat ini dan selamanya. Batinku bilang, "Sudahlah, tak ada yang lain lagi. Dialah!!" Batinku bilang Aku akan bisa mencintai lebih baik lagi seribu kehidupan lagi. Batinku bilang, "Ya, cintai saja dia. Dialah!!"

Tapi hari ini batinku mengkhianatiku. Sembunyi di balik batu-batu penyesalan yang tinggi tegak. Menghilang di balik bayang-bayang keraguan yang menghitam. Saat hatiku membusuk merawati cinta, batinku meninggalkannya dikerubungi lalat-lalat kebimbangan. Saat hatiku merapuh menopangi cinta, batinku melipat tangannya ke belakang, melepas kehendaknya dari diriku. Melepas batinku dariku. Aku dikhianati.

Hingga hari ini Aku akan selalu meradang. Semua cinta yang pernah tertoreh tak pernah ada sedikitpun. Itu nyatanya. itu kenyataan. Itu adanya. Itulah. Jadi jika besok Aku akan terus menusuki batinku dengan pisau-pisau dendam, menyayatinya, atau mengiris dan mengoyaknya, jangan salahkan Aku.

Aku dikhianati batinku sendiri, dan kini 'ku meradang!!